Nama : Novi wulandari
Kelas : 3EA27
Npm : 1A213052
Tugas ke : 8
Dosen : Tomy Adi Sumarso,SE
Pengaruh situasi,
menurut Belik, adalah semua faktor yang utama terhadap tempat dan situasi yang
tidak menurut pengetahuan seseorang (intra-individu) dan stimulasi (alternatif
pilihan) dan memiliki bukti dan pengaruh
sistimatis pada perilaku saat itu.
Pengaruh situasional
adalah kekuatan sesaat yang tidak berasal dari dalam diri seseorang atau
berasal dari produk atau merek yang di pasarkan, menurut Wilkie.
Pengaruh situasi menurut
Engel ialah pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat
yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek.
Menurut Asseal, faktor
situasional adalah kondisi sesaat yang muncul pada tempat dan waktu tertentu, kemunculanya
terpisah dari diri produk maupun konsumen.
Dalam pandangan Mowen
dan Minor, situasi Konsumen adalan faktor lingkungan sementara yang menyebabkan
suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat
tertentu.
Pengaruh situasi
sangatlah berbengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengambil keputusan
untuk membeli suatu barang atau produk. Faktor lingkungan adalah hal yang
menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu
dan tempat tertentu.
Menurut keterlibatannya,
situasi konsumen dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Situational
Involvement
Terjadi hanya dalam
situasi khusus dan sementara dan umumnya bila pembelian itu dibutuhkan.
Misalnya keputusan mengambil pendidikan MBA adalah karena kebutuhan untuk
pekerjaan.
2.
Enduring Involvement
Terus-menerus dan
lebih permanen umumnya terjadi karena ketertarikan yang berlangsung terus dalam
kategori produk, walaupun pembelian itu dibutuhkan atau tidak, misalnya
ketertarikan pada baju.
Adapun 5 faktor yang mempengaruhi
situasi konsumen, antara lain:
a.
Lingkungan Fisik,
yaitu sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi,
dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling
konsumen.
b.
Lingkungan Sosial,
yaitu kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
c.
Waktu, yaitu saat
perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu
mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen.
d.
Tujuan, yaitu
harapan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Misalkan konsumen yang belanja
untuk acara keluarga di rumah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan
belanja untuk kebutuhan sendiri.
e.
Suasana Hati, yaitu
kondisi jiwa yang sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesa-gesa, sedih, marah)
yang dibawa pada suatu keadaan tertentu.
Pengaruh situasional
dalam konsumen adalah faktor personal dan lingkungan sementara yang muncul pada
saat aktifitas konsumen, sehingga situasi konsumen memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a.
Melibatkan waktu dan tempat
di dalam aktivitas konsumen.
b.
Mempengaruhi tindakan
konsumen seperti perilaku pembelian.
c.
Situasi konsumen relatif
berjangka pendek, tidak termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam
jangka panjang.
Menurut kegunaannya, tipe
situasi konsumen dibagi menjadi 3:
1.
Situasi komunikasi
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana
konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Lingkungan informasi
mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang
tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan menjadi determinan
penting dari perilaku pasar ketika konsumen terlibat didalam semacam bentuk
pengambilan keputusan non kebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan
yang utama mencakupi ketersediaan informasi, jumlah beban informasi, dan cara
dimana informasi disajikan dan diorganisasikan.
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui:
a)
Komunikasi Lisan dengan
teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga.
b)
Komunikasi non pribadi,
seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster, billboard, brosur,
leaflet dsb.
c)
Informasi diperoleh
langsung dari toko melalui promosi penjualan, pengumuman di rak dan di depan
toko.
2.
Situasi Pembelian
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang
dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian
akan mempengaruhi pembelian. Misalnya saat konsumen berada di bandara, ia
mungkin akan bersedia membayar sekaleng minuman soda berapa saja harganya
ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja minuman soda di swalayan dan
mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap
harga. Konsumen tersebut mungkin akan menunda pembelian minuman soda itu dan
mencari di tempat lain.
Terdapat tiga situasi pembelian, menurut Robinson:
a)
Straight rebuy:
pembelian dilakukan secara teratur seperti yang sudah dilakukan sebelumnya,
tanpa modifikasi.
b)
Modified rebuy:
pembelian dengan melakukan modifikasi (perubahan) spesifikasi produk, harga
persyaratan pengantaran dan syarat-syarat lainnya.
c)
New task: pembelian
membeli produk jasa untuk pertama kali. Disini dibutuhkan lebih banyak
informasi, lebih banyak orang terlibat dan waktu yang lebih panjang untuk
membuat keputusan.
Pengaruh situasi
dapat diwujudkan diri dalam bermacam jenis cara selam situasi pembelian.
Beberapa bentuk utama dideskripsikan berikut ini:
a)
Lingkungan informasi
mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang
tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan menjadi determinan
penting dari perilaku pasar ketika konsumen terlibat didalam semacam bentuk
pengambilan keputusan non kebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan
yang utama mencakupi ketersediaan informasi, jumlah beban informasi, dan cara
dimana informasi disajikan dan diorganisasikan.
b)
Kesediaan informasi sangat
penting. Tidak adanya informasi mengenai kinerja dari merek yang bersaing
mengenai beberapa sifat akan menghalangi pemakaian informasi tersebut selama
pengambilan keputusan. Ketersediaan informasi kadang akan bergantung kepada kemampuan
konsumen mendapatkan kembali informasi dari ingatan.
c)
Beban informasi dari
lingkungan pilihan ditentukan oleh jumlah alternative pilihan dan jumlah sifat
peralternatif, kenaikan dalam jumlah alternative pilihan mengubah jenis kaidah
keputusan yang digunakan konsumen selama mengambil keputusan.
d)
Format informasi yaitu cara
dimana informasi disusun. Dapat pula memperngaruhi perilaku konsumen. Pemakaian
informasi harga satuan ini oleh konsumen mungkin bergantung kepada bagaimana
informasi itu disusun.
e)
Bentuk informasi adalah
penilaian produk numeris, memungkinkan konsumen mentaksir dengan lebih mudah
perbedaan diatantara banyak produk. Sebagai akibatnya, konsumen lebih cenderung
membandingkan merek atas dasar sifat demi sifat ketika informasi merek disajikan
dalam bentuk numeris ketimbang semantik.
f)
Lingkungan eceran adalah
sifat fisik dari lingkungan eceran, kerap kali diacu sebagai store
atmospherics, sangat menarik bagi para pemasar karena dua alasan mendasar.
Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi yang berbeda di luar kendali.
Kedua, pengaruh ini dibidikan kepada konsumen tepat ditempat yang benar didalam
toko.
g)
Musik adalah konsumen akan
merasa nyaman jika membeli dengan adanya musik karena membuat semangat para
pembeli semakin meningkat. Dan banyak yang dating untuk kembalinlagi ke toko
mereka.
h)
Tata ruang dan lokasi
didalam toko dapat digunakan untuk meningkatkan kemungkinan konsumen mengadakan
kontak dengan produk.
i)
Warna adalah sumber
pengaruh yang potensial pada persepsi maupun perilaku konsumen. Warna yang
hangat, seperti merah dan kuning, tampak lebih efektif pada orang yang menarik
fisik, dibandingkan dengan warna yang lebih sejuk seperti hijau dan biru.
j)
Bahan POP (point-of-purchase)
atau bahan di tempat penjualan dapt berfungsi sebagai stimulus yang sangat
kuat. Peragaan dan tanda dapat meningkatkan kemungkinan menarik perhatian
konsumen.
k)
Wiraniaga adalalah potensi
untuk memperngaruhi konsumen selama berbelanja dapat dipengaruhi secara kuat
oleh staf garis depan pengecer.
l)
Kesesakan adalah aspek luar
dari latar eceran yang mungkin memperngaruhi perilaku berbelanja adalah tingkat
kesesakan yang dirasakan yang disebabkan oleh kepadatan orang yang berbelanja
didalam toko.
m)
Pengaruh waktu adalah
dimana situasi ini berlaku pada permintaan akan banyak produk saat musim tiba.
3.
Situasi Pemakaian
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk
dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen
seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi.
Misalnya konsumen muslim sering memakai kopiah dan pakaian
takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum
wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan
untuk pergi bekerja. Para produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian
dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk
digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke
pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan berolahraga.
Pengambilan keputusan
oleh konsumen akan berbeda menurut jenis keputusan pembelian. Assael, seperti
dikutip Kotler (2000) membedakan 4 tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan
pada tingkatan keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek.
1.
Perilaku membeli
yang rumit
Perilaku membeli yang
rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan berusaha
menyadari perbedaan-perbedaan yang jelas diantara merek-merek yang ada.
Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak
sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil,
tv, pakaian, jam tangan, computer pribadi, dll.
Biasanya konsumen
tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus berusaha untuk
mengetahuinya. Sehingga pemasar harus menyusun strategi untuk memberikan
informasi kepada konsumen tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek
perusahaan dan atribut penting lainnya.
2.
Perilaku membeli
untuk mengurangi ketidakcocokan
Perilaku membeli
semacam ini meliputi keterlibatan yang tinggi pada konsumen menyadari hanya
terdapat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Perilaku membeli ini
terjadi untuk pembelian produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli,
beresiko dan membeli secara relatif cepat karena perbedaan merek tidak terlihat.
Contoh: karpet, keramik, pipa, dll. Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap
harga atau yang memberikan kenyamanan.
3.
Perilaku membeli
berdasarkan kebiasaan
Konsumen membeli
suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdaasarkan kesetiaan terhadap merek.
Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi
karena mereka telah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, mereka tidak
mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena mereka tidak
terlibat dengan produk. Perilaku ini biasanya terjadi pada produk seperti gula,
garam, air mineral, dll.
4.
Perilaku membeli
yang mencari keragaman
Perilaku ini memiliki
keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang jelas.
Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan. Jadi
merek dalam perilaku ini bukan merupakan suatu yang mutlak. Sebagai market
leader, pemasar dapat melakukan strategi seperti menjaga agar jangan sampai
kehabisan stok atau dengan promosi-promosi yang dapat mengingatkan konsumen
akan produknya. Karena sekali kehabisan stok, konsumen akan beralih ke merek
lain. Apalagi para pesaing sudah menwarkan barang dengan harga yang lebih
rendah, kupon, sample dan iklan yang mengajak konsumen untuk mencoba sesuatu
yang baru. Ini jelas dicermati dengan baik. Perilaku demikian biasanya terjadi
pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah dan konsumen sering mencoba
merek-merek baru.
Dalam menelaah pengaruh
situasi terhadap perilaku konsumen, perlu diperhatikan dua sudut pandang yakni:
1.
Interaksi
Orang-Situasi
Berbagai faktor dan
karakteristik situasional konsumen mempengaruhi pola membelinya. Situasi
pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen
dengan gaya hidup. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu
menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa menjadi
stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli.
Gaya hidup pembelian
juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen atas
sesuatu. Konsumen dengan gaya hidup fashionable ternyata juga mengikuti
mode-mode pakaian khususnya misalnya celana jeans sehingga gaya hidup mereka
berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian dan
gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan gaya hidup fashionable ternyata
cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
2.
Pengaruh Situasi Tak
Terduga
Situasi tidak terduga
dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu barang. Pemasar kadang
bertanya kepada konsumen target mengenai maksud pembelian mereka untuk
meramalkan permintaan produk pada masa datang. Walaupun maksud pembelian dapat
bersifat prediktif mengenai perilaku masa datang, satu ancaman besar terhadap
daya persfektif mereka adalah gangguan yang disebabkan oleh pengaruh situasi
yang tak terduga.
Sebagai contoh seorang
konsumen mungkin sepenuhnya mengantisipasikan pembelian merek kripik kentang
tertentu selama kunjungan yang berikutnya ke toko makanan. Namun, maksud
pembelian ini mungkin tidak terpenuhi bila produk tersebut habis atau bila ada
merek lain dengan kualitas sama dijual disana. Sebaliknya, seorang konsumen
mungkin tidak berminat untuk membeli berikunya mungkin terjadi karena semacam
kejadian yang tidak diantisipasikan.
Bagaimana seseorang mengerti
akan potensi dari pengaruh situasi yang tak terduga yang dapat merusak
keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian, yang tadinya dia
tidak mau membeli barang tapi karena
suatu hal jadi membeli barang tersebut. Atau sebaliknya, yang tadinya tak
terlintas membeli suatu produk, menjadi sangat ingin membeli produk tersebut.
Misalnya mahasiswi yang akan mengikuti ujian dan lupa membawa bolpoin dan
pensil, maka secara otomatis dia akan membeli dulu bolpoin dan pensil sebelum
mengikuti ujian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://juniorsuryadilaga.wordpress.com/2012/11/11/pengaruh-situasi-perilaku-konsumen/
http://jodisopandi.blogspot.com/2012/11/pengaruh-situasi-konsumen.html
http://saputro64.blogspot.com/2012/10/pengaruh-situasi-terhadap-perilaku.html
http://rizkiamaliafebriani.wordpress.com/2012/11/12/pengaruh-situasi-dalam-perilaku-konsumen/
http://arie-dwiputra.blogspot.com/2013/01/pengaruh-situasi-dalam-perilaku-konsumen.html
http://dark-rendezvous.blogspot.com/2013/01/pengaruh-situasi-terhadap-perilaku.html
No comments:
Post a Comment