Friday, November 22, 2013

Arti Keindahan bagi Manusia

Pulchrum est splendor veritatis
(Keindahan adalah denyar kebenaran)

Jika kita bertanya kepada orang terdidik pada abad 17-19, apa sebenarnya tujuan dari puisi, seni, atau musik, mereka akan menjawab keindahan. Keindahan adalah sebuah nilai yang sama pentingnya dengan kebenaran dan kebaikan. Lalu di abad ke-20, keindahan berhenti menjadi penting. Seni lebih condong ke arah baru yang mengganggu dan menerobos tabu moral.

Kita sedang kehilangan keindahan. Di dalamnya ada ancaman kita kehilangan arti dari kehidupan. Keindahan menjadi pusat dari peradaban kita lebih dari 2000 tahun dalam bentuk seni, puisi, musik, arsitektur, dan kehidupan sehari-hari.

Dengan mengejar keindahan, kita akan lebih betah di dunia, dan mengerti sifat kita sebagai makhluk rohani.  Namun dunia kita sedang berpaling dari keindahan, karenanya kita menemukan diri dikelilingi oleh keburukan dan keasingan.

Keindahan berarti, dan itu tidak hanya dalam hal yang bersifat subjektif, tapi juga merupakan kebutuhan universal dari manusia. Jika kita mengabaikannya, kita akan berada di kekeringan rohani.

Kehidupan manusia penuh dengan kekacauan dan penderitaan. Namun, obat dari itu semua ialah keindahan. Karya seni yang indah membawa penebusan terhadap kekelaman dan penegasan akan kesenangan. Hal itu menunjukkan kehidupan berharga.

Banyak seniman modern yang letih mengejar keindahan dengan cara klasik. Keacakan kehidupan modern tak bisa ditebus dengan seni, melainkan bisa dipertontonkan saja. Marcel Duchamp, seorang seniman Perancis, pada awal abad ke-20, menunjukkan karya seninya berupa pispot yang ditandanganinya, dan memamerkannya di galeri. Karya itu bersifat satir, untuk mengejek dunia seni dan kejumawaan yang melekat padanya. Namun, banyak yang menerjemahkannya dengan salah, bahwa semuanya dapat menjadi seni: seperti lampu yang menyala dan mati, kaleng yang berisi kotoran, atau tumpukan batu bata. Seni tak lagi memiliki posisi suci. Tak lagi mengangkat kita ke tingkat moral dan spiritual yang lebih tinggi. Ini hanya satu hasil kegiatan manusia diantara yang lain. Tak ada lagi arti yang mendalam, seperti halnya teriakan atau tertawa. Seni dulunya berbakti kepada keindahan, sekarang seakan berpaling kepada kejelekan. Karena dunia bersifat menjijikkan, seni harus juga menjijikkan. Seperti karya damien Hirst, A Thousand Years, yang memamerkan bangkai kepala hewan di pameran. Mereka yang mencari keindahan di dalam seni, dipandang seolah kehilangan kontak dengan kenyataan modern. Seringkali tujuan dari seni macam ini adalah untuk memberi daya kejut kepada kita untuk berefleksi. Namun, yang mulanya memiliki kejutan, akan menjadi hampa dan membosankan apabila diulang-ulang. Hal itu membuat seni menjadi semacam lelucon besar, suatu hal yang sudah lama berhenti kelucuannya. Dimana kritik seni terlalu takut untuk memberi tahu apabila yang disebut seni adalah kosong, dan turut melanggengkan seni jenis ini.

Ide, seakan menonjol, sehingga tiap kali ada ide yang original bisa dibilang seni. Namun, ide saja tidak mencukupi untuk membentuk karya seni. Jika demikian, maka tiap orang bisa menjadi seniman, dan tiap benda bisa menjadi karya seni. Seni post-modern menunjukkan dunia apa adanya, tentang apa yang ada sekarang dan disini dengan semua ketidaksempurnaannya. Namun, apakah dengan demikian, benar-benar seni yang dihasilkan? Tentunya sesuatu bukanlah seni karena menampilkan satu sisi realitas, termasuk kejelekan di dalamnya.

Seni menyangkut kreativitas, dan kreativitas menyangkut berbagi: ada undangan dari seniman untuk melihat dunia sesuai dengan yang dilihatnya. Itulah mengapa kita melihat keindahan dalam karya lukis anak kecil yang naif. Mereka tidak mencoba memberikan ide tentang gambar yang kreatif, apalagi mencoba untuk menunjukkan adanya kejelekan dalam dunia nyata. Mereka hanya ingin mencoba menguatkan dunia sesuai yang mereka lihat, dan berbagi tentang apa yang mereka rasakan.

Sesuatu tentang kesenangan anak kecil atas hasil kreasinya muncul dalam tiap karya seni yang murni. Namun kreativitas tidaklah cukup. Keahlian seniman sejati adalah untuk menunjukkan yang nyata dari ide-ide abstraknya, sehingga dengan demikian mengubahnya. Ini yang dicapai Michael Angelo dalam karyanya Patung David. Namun, apabila kita melihat replika karya ini, misalnya di taman-taman, hal itu tidaklah indah sama sekali, karena kurangnya komposisi kreativitas di dalamnya.

Dalam lingkungan yang demokratis, seringkali dianggap berbahaya untuk menilai cita rasa seseorang. Bahkan ada yang tersinggung ketika mendengar adanya cita rasa baik dan buruk, karena semuanya tergantung kepada pengalaman pribadi seseorang, buku apa yang dibacanya, musik apa didengarnya, dan lukisan apa yang dilihatnya. Namun, cara pikir seperti ini tidak membantu. Ada kaidah umum tentang standar keindahan yang melekat di jiwa masing-masing manusia. Kita perlu menemukannya dan menanamkannya dalam hidup kita.

Mungkin manusia kehilangan kepercayaan kepada keindahan, karena mereka kehilangan kepercayaan kepada yang ideal/kesempurnaan. Yang ada hanyalah dunia selera/keinginan. Tidak ada nilai lain kecuali kegunaan/utilitarianisme. Sesuatu bernilai karena ada guna di dalam mereka. Lalu, apa guna keindahan?

Semua seni adalah tak berguna, tulis Oscar Wilde, yang merupakan pujian. Baginya, keindahan adalah nilai yang lebih tinggi dari kegunaan. Manusia membutuhkan hal yang tak berguna sebanyak, atau bahkan lebih banyak, dari hal yang berguna. Misalnya, apa gunanya cinta, persahabatan, pengabdian? Tidak ada. Hal yang sama berlaku untuk keindahan. Masyarakat konsumen menomorsatukan kegunaan, dan keindahan hanyalah efek samping. Karena seni tidak berguna, maka tidak masalah apapun yang kita baca, dengar, atau saksikan.

Dalam budaya kini, iklan lebih berguna dari karya seni. Seringkali karya seni malah mencoba menangkap perhatian kita seperti iklan, dengan menjadi mewah dan berlebihan, seperti tengkorak platinum berlian karya Damien Hirst berjudul For The Love of God. Seperti iklan, karya seni sekarang bertujuan membentuk merek, walaupun tak ada produk yang dijual kecuali diri mereka sendiri.

Keindahan diserang dari dua sisi: pemberhalaan kejelekan seni dan pementingan utilitas dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya bersatu dalam dunia arsitektur. Arsitek mulai letih dengan keindahan. Louis Sullivan, arsitek Amerika, memberi kredo “form follows function”: bentuk mengikuti fungsi. Jangan berpikir bagaimana gedung akan terlihat, tapi pikirkan bagaimana kegunaannya. Hal ini membuat harmoni dan keselarasan dari tempat hidup manusia modern menjadi kacau. Tempat-tempat yang terlalu besar dan menjulang menjadi tidak manusiawi dan tidak nyaman, menciptakan rasa keterasingan di sanubari manusia.  

Semua seni adalah tak berguna. Taruh kegunaan dulu, maka kau akan kehilangannya. Taruh keindahan dulu, maka apa yang kaulakukan akan berguna selamanya. Ternyata tak ada yang lebih berguna dari yang tak berguna. Kita melihatnya dalam arsitektur tradisional. Rincian dari ornamen-ornamen membebaskan kita dari kungkungan utilitas, dan memuaskan kebutuhan kita akan keselarasan. Dengan caranya sendiri, mereka membuat kita nyaman. Mengingatkan kita bahwa tak hanya membutuhkan kebutuhan praktis dan dorongan ketubuhan. Kita juga memiliki kebutuhan rohani dan moral. Dan jika kebutuhan ini tak terpenuhi, begitu juga jiwa kita.

Kita pernah mengalami pengalaman ini bahkan di keseharian, tiba-tiba terbawa oleh hal yang kita saksikan, dari dunia hasrat menuju alam perenungan yang tinggi. Secerah cahaya pagi, musik kenangan yang teringat, wajah kekasih yang terbayang, mendominasi dalam lamunan kita: tiba-tiba kehidupan jadi bernilai, menjadi berharga untuk dijalani. Ini adalah saat-saat yang seakan berhenti, dimana kita merasakan dunia lain yang lebih agung. Para penyair dan filsuf merasakan pengalaman akan keindahan memanggil mereka ke yang ilahiah.

Plato mengatakan keindahan adalah tanda akan adanya tingkatan lain yang lebih tinggi. Dia adalah seorang idealis yang percaya bahwa manusia ialah peziarah di dunia ini yang selalu mendamba dunia di atasnya, di realitas puncak dimana kita akan bersatu dengan tuhan.

Tuhan berada di dunia transedental, dimana manusia mendambanya, tetapi kita tak bisa mengetahuinya langsung. Namun satu cara mengintipnya di dunia ini melalui keindahan. Hal ini menimbulkan paradoks. Keindahan menurut Plato terutama ialah dari wajah dan bentuk manusia. Kecintaan akan keindahan menurutnya menghasilkan eros (cinta romantik) yang merupakan kekuatan kosmis yang mengalir melalui kita dalam bentuk hasrat seksual. Namun jika keindahan manusia memunculkan hasrat, bagaimana hal ini bisa dihubungkan dengan tuhan? Hasrat hanya untuk mereka yang hidup di dunia ini. Hasrat seksual memberi dua pilihan: pengagungan ataukah hasrat; cinta ataukah nafsu. Cinta adalah tentang memberi, sedangkan nafsu adalah mengambil. Nafsu membawa kejelekan, kejelekan dari hubungan manusia dimana satu orang memperlakukan yang lain seperti alat. Untuk mencapai sumber keindahan, nafsu harus dikalahkan. Kecintaan tanpa nafsu inilah yang kita sebut sekarang sebagai cinta platonik.

Saat kita menemukan keindahan di sosok yang muda, itu dikarenakan kita mengintip cahaya keabadian bersinar dari sosok itu dari sumber langit di luar dunia ini. Tubuh manusia yang indah adalah undangan untuk bersatu dengannya secara spiritual, bukan fisik. Perasaan tentang keindahan karenanya bersifat relijuius daripada emosi sensual. Keindahan ialah pengunjung dari dunia lain, kita tak bisa melakukan apapun terhadapnya, kecuali merenungi pancaran murninya. Segala sesuatu lainnya merusak dan mengotori aura keagungannya. Keindahan adalah untuk direnungkan bukan dimiliki.

Keindahan yang asli berada di atas hasrat seksual. Kita dengan demikian bisa menemukan keindahan tak hanya pada tubuh muda yang molek, tapi juga dalam wajah yang penuh dengan roman ketuaan, kesedihan, sekaligus kebijaksanaan, seperti karya Rembrandt, Potrait of Nicolaes Ruts. Keindahan wajah berada pada hidup yang disimbolkan terpantul darinya, seakan daging telah berubah menjadi ruh. Ketika memandangnya kita seakan bisa melihat langsung ke dalam jiwa. Pelukis ini penting untuk  menunjukkan bahwa keindahan berada di sekitar kita, dari hal-hal yang sepertinya biasa saja. Yang perlu kita punya ialah mata yang jeli dan hati yang peka untuk menangkapnya. Hal yang paling sederhana bisa ditangkap menjadi hal yang luar biasa indah oleh pelukis, kita seakan bisa melihat ke jantung dari semua hal di dalamnya.

Selama kepercayaan akan tuhan transedental masih menetap di jantung peradaban, seniman dan filsuf tetap merasakan keindahan dengan cara Plato: keindahan ialah wahyu dari tuhan pada saat ini dan di tempat ini juga. Pendekatan agamis tentang keindahan ini berlangsung hampir selama 2 milinea. Namun, revolusi sains telah menebar keraguan. Dunia dianggap sebagai jam mekanik yang diperintah oleh mekanika fisika yang steril. Ini adalah masa pencerahan dimana tidak ada ruang lagi untuk tuhan dan jiwa.  Tak ada tempat untuk nilai dan idealisme. Tak ada tempat untuk apapun kecuali pergerakan jam mekanis semesta yang teratur,  yang membuat bulan memutari bumi, bumi memutari matahari, dengan tanpa tujuan apapun.

Dalam jantung dunia fisika Newton, terdapat lubang berbentuk tuhan (god-shaped hole), sebuah kekosongan spiritual. Menurut Third Earl of Charlesburry, sains menjelaskan dunia, tapi masih kurang lengkap dari satu perspektif. Manusia bisa melihat dengan persepektif ini, dengan cara tidak untuk mencoba menjelaskan atau mencarinya, tapi dengan hanya berkontemplasi atasnya. Misalkan saat kita melihat pemandangan atau bunga. Buah pikir bahwa dunia ini secara mendasar memiliki arti, penuh dengan ketertarikan, sehingga tak perlu satu doktrin agamapun untuk melihatnuya, menjawab sebuah pertanyaan tentang kebutuhan emosi yang mendalam. Keindahan tidak ditanam di dunia oleh tuhan, tapi ditemukan di dalamnya oleh manusia.

Buah pikir ini mendorong apresiasi akan keindahan, yang menaikkan penghargaan atas alam dan seni, pada tempat yang dulunya ditempati dengan penyembahan atas ilahi. Keindahan ialah untuk menutup lubang berbentuk tuhan yang tercipta oleh sains. Tidak perlu karya seni untuk menyajikan kita keindahan dari dunia, kita hanya perlu melihat hal-hal di dunia ini dengan mata yang jernih dan perasaan yang bebas.

Berhenti menggunakan, mengeksploitasi, atau menjelaskan segala sesuatu, tapi berusahalah melihatnya, lalu kita akan mengerti apa makna mereka. Pesan dari sekuntum bunga ialah bunga. Dengan mengesampingkan semua kepentingan kita, kita akan mengetahui hal yang sejati dari sebuah bunga. Dengan melihat dengan cara demikian, kita menemukan keindahannya. Pengalaman keindahan datang saat kita menepikan kepentingan kita di satu sisi, saat kita melihat sesuatu bukan untuk menggunakannya untuk tujuan kita atau menjelaskannya bagaimana keadaan mereka, atau untuk memuaskan kebutuhan atau hasrat tertentu, tapi untuk hanya “menyerap”-nya  dan menerima apa adanya mereka. Misalkan saat kita meliihat bayi, kita tak ingin menggunakannya, atau membuat penelitian ilmiah atasnya, kita hanya ingin melihatnya, dan merasakan kegembiraan yang sangat atas keindahan itu. Ini yang disebut Immanuel Kant sebagai disinterested attitude (perilaku tak-berkepentingan).

Sulit untuk menjelaskan semua ini kecuali kita sendiri pernah mengalami. Namun, kita semua pernah pada suatu saat mengalaminya. Mendengarkan bagian musik yang indah, melihat pemandangan yang agung, membaca puisi yang menyentuh, semua orang yang mengalaminya akan merasakan, ya, itu indah. Namun kenapa pengalam seperti ini penting?

Pengalaman bertemu keindahan begitu nyata, begitu cepat, begitu personal, tapi sepertinya juga bukanlah milik dari dunia keseharian. Namun, keindahan juga terpancar dari hal yang sederhana. Apakah ini bagian dari ciri dunia ini, ataukah fiksi imajinasi manusia? Apapun jawabnya, keindahan memiliki arti yang mendalam dalam memberikan manusia kesadaran akan dirinya yang memiliki jiwa spiritual dan moral yang berharga.

Friday, November 15, 2013

Puisi Budaya

SAJAK SEONGGOK JAGUNG

oleh: W.S. Rendra

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda
yang kurang sekolahan.
Memandang jagung itu,
sang pemuda melihat ladang;
ia melihat petani;
ia melihat panen;
dan suatu hari subuh,
para wanita dengan gendongan
pergi ke pasar...

Dan ia juga melihat
suatu pagi hari
di dekat sumur
gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung
menjadi maisena.

Sedang di dalam dapur
tungku-tungku menyala.
Di dalam udara murni
tercium kuwe jagung

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda.
Ia siap menggarap jagung
Ia melihat kemungkinan
otak dan tangan
siap bekerja

Tetapi ini:
Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda tamat SLA
Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.
Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.

Ia memandang jagung itu
dan ia melihat dirinya terlunta-lunta .
Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik.
Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase.
Ia melihat saingannya naik sepeda motor.
Ia melihat nomor-nomor lotre.
Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.

Seonggok jagung di kamar
tidak menyangkut pada akal,
tidak akan menolongnya.

Seonggok jagung di kamar
tak akan menolong seorang pemuda
yang pandangan hidupnya berasal dari buku,
dan tidak dari kehidupan.

Yang tidak terlatih dalam metode,
dan hanya penuh hafalan kesimpulan,
yang hanya terlatih sebagai pemakai,
tetapi kurang latihan bebas berkarya.

Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.

Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibukota
kikuk pulang ke daerahnya?

Apakah gunanya seseorang
belajat filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:
“Di sini aku merasa asing dan sepi!”


TIM, 12 Juli 1975
Dari Buku "Potret Pembangunan dalam Puisi"

Friday, November 8, 2013

Hakikat Cinta dalam Hidup Manusia

Seorang filsuf Rusia, Salovjef, mengatakan dalam salah satu bukunya, "Jika seorang pria mencintai seorang wanita secara serius, dia akan membuang cinta atas dirinya. Dia mulai hidup untuk orang lain."

Cinta yang pertama kali dimiliki seorang manusia ialah cinta atas diri. Dia selalu menginginkan dirinya sendiri menjadi bahagia, sehat, dan mendapatkan semua yang baik-baik dalam hidup. Karena dia mencintai dirinya sendiri. Inilah yang disebut biasanya sebagai egoisme: dorongan mempriorotaskan diri terhadap yang lain. Yang paling penting di dunia ini ialah dirimu sendiri. Karena: itu dirimu sendiri. Dirimu tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa atas dirimu. Kamu ingin dirimu selamat, stabil, dan indah. Kamu ingin dirimu disukai, dicintai, dikagumi, oleh orang lain, banyak orang. Kamu ingin dirimu sendiri menjadi langsing, cantik, pintar, kaya, dan tersohor, menjadi pusat perhatian dan dihormati oleh semua orang. Semua ini karena: kau sedemikian mencintai dirimu sendiri.

Ada sebuah anekdot mengenai tahap perkembangan "jodoh" dari seorang wanita. Di bawah 20 tahun, seorang wanita akan berkata, "siapa aku". Antara 20 - 30 tahun, dia akan bertutur, "siapa dia". Di atas 30 tahun dia akan berujar, "siapa saja". Walaupun kocak, tetapi secara tersirat anekdot ini menceritakan perkembangan 'pusat' dari perhatian dan cinta seseorang.

Namun, keadaan berubah ketika seseorang mencintai seorang lainnya. Dia akan mulai mencintai orang lain selain dirinya sendiri. Disini harus dibedakan antara cinta asmara (cinta romantis/romantic love)  dan cinta kasih sayang (cinta platonik/platonic love). Cinta kasih sayang berkembang terlebih dahulu, ketika seorang anak merasakan adanya keterikatan dirinya dengan sesuatu atau seseorang. Misalnya, dia merasakan keterikatan dengan keluarga, teman, lingkungan tempat tinggal, suku, negara, agama, dan lain sebagainya. Keterikatan emosional inilah yang menyebabkan adanya perasaan cinta. Perasaan ini mengalihkan perhatian cinta akan ego, menjadi cinta akan sesuatu di luar ego.

Sementara itu, cinta romantik bersifat khusus, unik, dan spesial. Dia hanya akan tercurah pada satu individu saja. Besaran energi dari cinta ini sedemikian besar, dan pergeseran perhatian dan emosi yang ditimbulkannya akan menggeser ego, bahkan melengserkan ego itu di bawah kepentingan sosok yang dicintai. Dia akan mengubah prioritas. Dia akan dengan mudah tak terlalu lagi memikirkan dirinya sendiri, tapi lebih memikirkan seseorang yang dicintainya. Dia akan mengejar sesuatu dan mencoba mendapatkan sesuatu demi dia. Semangat pengorbanan ini akan kontan timbul. Dia menjadi tidak egoistis. Dia sekonyong-konyong terserap ke dalam pusaran cinta secara mendalam. Dia tak dapat lagi memiliki kendali atas dirinya, semuanya adalah tentang kekasihnya.

Seorang kekasih tidak sedang kehilangan diri, atau kepribadiannya, dalam aliran energi cinta. Bahkan sebaliknya, dirinya akan terbebas dan menjadi kaya akan kenikmtan batin dan sanubari. Cinta seperti ini ialah pintu untuk mengenal diri lebih dalam. Dalam seseorang mencintai dan mencoba mengenal lebih jauh kekasihnya, pada saat yang sama sebenarnya seseorang itu menunjukkan lekuk-lekuk dan ceruk-ceruk terdalam dari emosi dan jati dirinya, sehingga dia juga akan mengenal lebih dalam mengenai bagaimana sebenarnya dirinya sendiri itu. Seorang pecinta ialah budak dari kekasihnya. Dia melihat kekasihnya sebagai seseorang yang amat berharga, layak untuk mendapatkan keseluruhan raga, jiwa, cita, dan keseluruhannya. Dengan memberikan sepenuhnya bulat-bulat dirinya, dia mendapatkan kenikmatan rohani tak terhingga. Sebuah kenikmatan memberi, berkorban, mencintai.

"Dalam sanubarinya terdalam, seorang pecinta merasakan dirinya menjadi satu secara tak bersyarat, dengan objek cintanya. Rasa kebersatuan ini bersifat kebersamaan, yang amat mendasar, dan menyangkut keseluruhan keberadaan dari seseorang," tulis Yose Ortage Y Gasset.

Jika cinta tidak bertepuk sebelah tangan, dalam arti dua orang sama-sama mencintai sama dalamnya, mereka akan terdorong untuk menjadi satu, bersatu. Benar bahwa seorang kekasih akan merasa selalu cintanya lebih besar dari cinta kekasihnya. Namun, kekasihnya juga merasa demikian. Setiap pecinta akan merasa cintanya lebih besar dari kekasihnya. Jika ikatan dari hubungan ini menjadi sedemikian intens, apapun yang dirasakkan dan dipikirkan dari seorang kekasih akan juga dialami oleh pasangannya. Mereka seakan menjadi satu. Satu tubuh, satu pikiran, satu perasaan, satu kesatuan.

Dari sinilah muncul cemburu. Dia menjadi cemburu ketika kekasihnya tak lagi bersamanya, tak lagi menjadi satu dengannya. Ini seperti membelah tubuh menjadi dua. Kecemburuan adalah rasa sakit dari pengalaman keterbelahan cinta ini. Dia merasa dia memiliki hak untuk memilikinya, dan hanya dialah seorang yang dapat memilikinya. Tak boleh orang lain.

Cinta ialah sesuatu yang murni dan suci. Jika seseorang mengobralnya ke semua orang, dia akan menghancurkan dan menodai hakikat cinta sejati. Dia akan merendahkan martabatnya sendiri. Tak lagi memiliki kehormatan, karena tiap orang dapat memiliki dirinya, menikmati dirinya. Tak ada lagi yang spesial. Sementara cinta ialah segala sesuatu tentang keunikan, kespesialan. Mengenai sesuatu yang amat sensitif, rapuh, pribadi, dan ikatan emosi dan jiwa yang dalam.

Energi yang paling besar yang dimiliki manusia ialah cinta. Segala kebaikan dan kejahatan berasal darinya. Kebaikan adalah ketika manusia mengabdi dan setia kepada cinta. Umat manusia dengan cinta platoniknya kepada Tuhan, masyarakat, keluarga, dan alam sekitarnya, akan membuat keteraturan, keharmonisan, kedamaian, keindahan, dan kemakmuran di muka bumi. Dengan cinta romantis yang disetiai, umat manusia akan membangun keluarga yang kuat, tenang, dan sejahtera. Namun, apabila cinta dikhianati, dinodai, atau dikotori dengan perselingkuhan dan pengingkaran kepercayaan, maka yang sebaliknyalah yang akan dituai. Kejahatan akan muncul. Bibit-bibit benci, curiga, tidak percaya, was-was, teror, perselisihan, pertengkaran, konflik, pembunuhan, pemerkosaan, dan tindakan keji lainnya, akan merekah. Jika ikatan terdalam manusia dikhianati, maka akibat dari putusnya tali ikatan itu akan meledakkan jiwa amarah dan kebencian yang tiada tara. Inilah yang menjadi permasalahan terbesar umat manusia sepanjang sejarah. Saat cinta tak bisa dijaga, dan hubungan antar manusia menjadi retak.


Karakteristik konsumen indonesia pada perilaku konsumen


1.         Memiliki pola pikir jangka pendek
Pola pikir adalah hal dasar bagi seseorang dalam membuat keputusan. Keputusan yang diambil akan memberi pengaruh dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Pola pikir jangka pendek hanya memperhatikan manfaat dalam jangka waktu pendek saja. Oleh karena itu, produk-produk instan laku di pasar Indonesia. Selain itu masyarakat indonesia termasuk ke dalam masyarakat yang konsumtif itu dapat di lihat dari tingginya jumlah penduduk di bawah 30 tahun yang nota bene memiliki kebutuhan hidup lebih tinggi di samping pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dengan tingkat PDB negara indonesia per quartal 4 2012 yang mencapai 6,23% yang selalu naik setiap tahunnya dari tahun sebelumnya di quartal 4 yang mencapai 6,11 %.

2.         Tidak  memiliki perencanaan
Konsumen Indonesia tidak memiliki perencanaan dalam hidup mereka termasuk dalam membuat perencanaan dalam berbelanja. Perencanaan dalam berbelanja dapat diwujudkan dalam bentuk daftar belanjaan. Daftar belanjaan ini mengurangi pembelian yang tidak direncanakan. Oleh karena itu, konsumen Indonesia rata-rata  sering melakukan pembelian barang-barang yang tidak direncanakan sebelumnya. Selain itu masih banyak masyarakat indonesia yang belum memiliki rekening bank dengan baik sehingga seluruh pembayaran masih sering menggunakan cara yang konvesional yaitu cash funding. Padahal dewasa ini banyak bank yang meluncurkan acces credit bank yang menawaarkan kemudahan serta keuntungan yang dapat dimiliki.
3.         Cenderung berkelompok dan suka berkumpul
Konsumen Indonesia memiki kecenderungan suka berkelompok dan berkumpul.  Saat berkumpul dan berkelompok akan timbul pembicaraan. Dalam pembicaraan tersebut akan menimbulkan efek words of mouth. Efek words of mouth akan menimbulkan kemungkinan ada konsumen baru dari konsumen yang terpuaskan. Dari konsumen yang terpuaskan akan menimbulkan repeat orders. namun dari karakteristik masyarakat indonesia ini banyak keuntungan yang didapat oleh para pengusaha khususnya para pengusaha di bidang entertaint karena saat ini gaya hidup atau life style sering kali membuat masyarakat indonesia yang gemar berkumpul ini menghabiskan banyak waktunya di tempat hiburan seperti mall, bioskop,karaoke,dll  yang membuat tingkat perekonomian indonesia menjadi tumbuh dengan baik dengan adanya karakteristik khusus yang di miliki masyarakat indonesia ini.
4.         Tidak adaptif dengan teknologi baru
Survey yang dilakukan oleh Frontier pada tahun 2010 ini menyatakan bahwa konsumen Indonesia tidak adaptif terhadap teknologi. Fasilitas M-Banking dan Internet belum digunakan secara maksimal. Fasilitas M-Banking dan Internet yang sudah ada di dalam ponsel yang digunakan oleh konsumen Indonesia namun belum digunakan secara maksimal.
Namun saat ini seiring dengan meningkatnya perekonomian nasional, dengan jumlah pengguna gadget khususnya (laptop,TAB, dan smartphone) yang semakin meningkat setiap tahunnya   kini masyarakat indonesia sudah mulai melirik teknologi berbasis internet dalam pembayaran, seperti M-banking dsb, namun memang masih memerlukan waktu agar kemudahan pembayaran atau hal apapun yang berbasis teknologi tersebut tentunya bisa di terima dan familiar oleh seluruh masyarakat indonesia khususnya masyarakat kalangan menengah ke bawah.

5.         Fokus pada konten bukan pada konteks
Konten atau bahara (bahasa Inggris: content) adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Penyampaian konten dapat dilakukan melalui berbagai medium seperti internet, televisi, CD audio, bahkan acara langsung seperti konferensi dan pertunjukan panggung. konteks adalah ling bagian suatu uraian atau kalimat yg dapat mendukung atau menambah kejelasan makna; situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian misalnya orang itu harus dilihat sebagai manusia yang utuh di kehidupan pribadi dan masyarakatnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan perilaku konsumen cenderung fokus pada konten bukan pada konteks. Informasi yang tersedia melalui media atau produk tentunya tidak dapat memberikan informasi yang lebih jelas. Misalnya: informasi yang masih simpang siur sehingga sering kali memberikan informasi tergantung pada perkembangannya.

6.         Menyukai barang – barang produksi luar negeri
Bermula dari pembahasan karakter diatas, peran terhadap informasi secara konteks sangatlah penting karena konsumen indonesia masih menggunakan komunikasi secara langsung, yang dari mulut ke mulut. Sehingga terjadilah sebagian konsumen indonesia menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri. Masih ada konsumen indonesia percaya produk luar negeri berkualitas walaupun harga mahal, ini menunjukkan sikap gengsi memakai produk dalam negeri.
Faktor penyebab produk dalam negeri kurang diminati:
a.       Kurangnya mutu produk dalam negeri dibandingkan dengan produk impor.
b.      Kurangnya kesadaran dan kebanggaan untuk menggunakan produk dalam negeri.
c.       Kurangnya perhatian pemerintah pada produk dalam negeri.
Contohnya: pada tahun 2008 diadakan acara buka puasa bersama di istana negara. Sangat disayangkan sekali hampir semua menteri yang menghadiri acara tersebut memakai sepatu produksi luar negeri. Ironis memang, di tengah kampanye “cinta produk Indonesia” justru pejabat negara memberikan contoh yang tidak baik.



7.         Semakin memperhatikan masalah keagamaan
Indonesia adalah negara beragama. Konsumen indonesia lebih sensitif dengan yang berbau keagamaan. Maka konsumen indonesia cenderung memperhatikan produk dan jasa yang berhubungan agama. Misalkan: Produk yang memiliki label “Halal”, bagi konsumen indonesia yang beragama islam sangatlah penting dengan berlabel “Halal”. Dan dari jasa, seperti bank syariah akan diminati banyak konsumen indonesia sehingga bank syariah semakin maju.

8.         Suka pamer dan gengsi
Karakter konsumen Indonesia memiliki sifat suka pamer dan gengsi, ini merupakan konsumen ingin menaikkan derajatnya atau status dengan sifat yang memamerkan produknya terhadap masyarakat kalangan bawah. Konsumen memiliki perasaan gengsi untuk membeli  barang mewah atau produk luar negeri, seperti membeli mobil yang memberi kesan mewah dan membeli produk-produk branded. Konsumen Indonesia yang senang mendapat pujian dari lingkungan sekitarnya untuk masyarakat bawah.

9.         Tidak banyak dipengaruhi kebudayaan lokal
Kekuatan produk-produk nasional yang semakin mengkikis, kekuatan produk-produk lokal juga menjadi penyebab konsumen Indonesia akan cenderung sama untuk semua daerah dan suku. Globalisasi lah turut membuat konsumen Indonesia memiliki karakteristik tidak banyak dipengaruhi lagi oleh budaya lokal. Dikalangan anak muda cenderung tidak banyak dipengaruhi oleh adat-istiadat atau kebiasaan daerah, mereka dalam memilih dan mengkonsumsi suatu produk dan layanan.

10.     Kurang memperdulikan lingkungan

Konsumen Indonesia kurang memperdulikan lingkungan terus berkembang. Ini mencerminkan kebiasaan kurang peduli lingkungan karena konsumen Indonesia selalu memposisikan masalah lingkungan pada urutan terbawah. Berbeda dengan luar negeri yang memposisikan masalah lingkungan di posisi paling teratas karena akibat yang ditimbulkan sangat beragam. 

Thursday, November 7, 2013

SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI

Nama : Novi wulandari
Kelas : 3EA27
Npm  : 1A213052
Tugas ke : 1

Dosen : Tomy Adi Sumarso,SE
PEMBAHASAN
1.   Segmen pasar
a.    Segmentasi pasar dan Kepuasan konsumen
·   Pengertian segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi – bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan – satuan pasar (segmen pasar)yang bersifat homogen. Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan. Karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
Perusahaan membagi pangsa pasar ke dalam segmen – segmen pasar tertentu di mana masing – masing segmen tersebut bersifat homogen. Perbedaan keinginan dan hasrat konsumen merupakan alasan yang utama untuk diadakannya segmentasi pasar. Jika terdapat berbagai macam – macam hasrat dan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk mengisi suatu heterogenitas keinginan dan hasrat tersebut.
Dengan demikian dapat berkreasi dengan suatu penambahan penggunaan yang khusus untuk konsumen dalam segmen yang diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari produk tersebut. Perusahaan atau para penjual mengklasifikasikan beberapa kelompok sasaran segmen pemasaran, yakni segmentasi pasar konsumen, segmentasi pasar industri, dan segmentasi pasar internasional. Kelompok segmen pasar memiliki karakteristik berbeda, sehingga memerlukan cara tersendiri untuk menanganinya.
Adapun karakteristik segmentasi pasar,terbagi menjadi:
-          Pasar lebih mudah dibedakan
Setiap produk yang dihasilkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar produk tersebut dapat diterima tentunya haruslah sesuai dengan selera konsumen. Sedangkan dilain pihak dengan keadaan pasar yang heterogen dan selera konsumen yang selalu berkembang tentunya sulit untuk dapat diikuti oleh perusahaan secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung mencari sekelompok konsumen yang sifatnya homogen sehingga lebih mudah untuk memahami selera konsumen. Denagn demikian pasar lebih mudah dibedakan dengan kelompok pasar yang lainnya.
-          Pelayanan kepada pembeli menjadi lebih baik
Dalam memenuhi kebutuhannya konsumen selalu menginginkan empat hal penting yaitu kaulitas barang yang bagus, harga yang terjangkau serta pelayanan yang baik dan memuaskan serta ketepatan waktu. Dari keempat hal tersebut yang sangat dominan adalah perihal pelayanan. Banyak konsumen lari ketempat lain karena masalah pelayanan. Harga dan kualitas kadang menjadi nomor dua dibanding pelayanan. Menyadari hal tersebut maka segmentasi pasar harus dilakukan agar dapat memberikan pelayanan yang mengarah kepada pasarnya. Bentuk pelayanan yang diberikan oleh perusahaan adalah menyediakan tempat parkir yang luas dan gratis. Pelayanan ini juga dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen.
-          Strategi pemasaran menjadi lebih mengarah
Mengingat luas dan beragamnya pasar konsumen, maka akan sulit untuk melayani semua konsumen yang sangat heterogen tersebut. Dengan melayani konsumen yang sifatnya homogen sehingga strategi pemasaran yang direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun marketing mix yang meliputi perenncanaan produk, harga, distriusi dan promosinya sehingga menjadi lebih tajam.
-          Mendesain produk
Mendesain produk – produk yang lebih reponsif terhadap kebutuan pasar karena hanya memahami segmen – segmen yang responsif terhadap suatu stimuli maka pemasar dapat mendesain produk yang sesuai dengan kebutuhan segmen ini. teknik – teknik riset yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir ini, seperti Analisis Faktor, Analisis Klaster, Conjoint, dan Discriminant.
-          Menganalisis pasar
Segmentasi pasar membantu pihak manajemen mendeteksi siapa saja yang akan menggerogoti pasar produknya. Para persaing itu memiliki kemampuan untuk memberikan alternatif pilihan produk bagi konsumen dan tidak sekedar menghasilkan produk yang sama.
-          Menemukan ceruk peluang (nieche)
Setelah menganalisis pasar, perusahaan yang menguasai segmen pasar dengan baik akan sampai pada ide untuk menemukan peluang. Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar.
-          Menguasai posisi yang superior dan kompetitif
Perusahaan yang menguasai segmen dengan baik umumnya adalah mereka yang paham betul konsumennya. Mereka mempelajari pergeseran – pergeseran yang terjadi di dalam segmennya.
-          Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien
Komunikasi dengan konsumen akan lebih efektif jika perusahaan tahu persis siapa segmennya termasuk warna favoritnya, jenis musik kesukaan, kegiatan sehari – hari dan pendapatnya pribadi tentang lingkungan sekitarnya. Aplikasi media iklan pun akan berbeda – beda menurut segmennya seperti media cetak ekslusif tentu cocok dengan premium.

·         Kepuasan konsumen
Menurut philip kotler (1997:36), kepuasan konsumen adalah perasaan senang dan rasa kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan harapannya.
2 jenis kepuasan konsumen :
-          Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misalnya: karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
-          Kepausan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misalnya: Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.
Pengelompokan inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan. Segmentasi ini mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi segmen berdasarkan:
-             Letak geografis
-             Volume pembelian demografis
-             Produk yang dibeli
-             Sesuai kebutuhan anda
Umumnya, tiap segmen adalah unik dan memberikan kontribusi yang berbeda terhadap organisasi.
b.   Segmentasi dan profibilitas
Profibilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan yang baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profibilitas perseroan biasanya dilihat dari laporanlaba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kerja kinerja perseroan.
-          Tingkatkan Efisiensi proses produksi
Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan pula akan semakin tinggi. Terapkan prinsip – prinsip “Total Quality Management” sistem produksi anda untuk memangkas biaya – biaya yang tidak perlu.
-          Fokus pada “Core Business” terpenting anda
Apakah anda mengetahui apa sebenarnay core business dimana anda harus memfokuskan waktu, energi dan pikiran? Jika anda melenceng pada hal – hal yang tidak penting, maka sudah anda lakukan adalah pemborosan sumber dayayang sangat berharga, yaitu waktu anda.
-          Berdayakan orang – orang yang berdedikasi melalui kepemimpinan
Manusia adalah sumber daya terpenting dalam organisasi anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan anda pada aspek manusia, semakin tinggi pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip – prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, anda akan mampu membawa organisasi anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profibilitas yang tinggi pula.
-          Pertajam kecerdasan organisasi
Apakah organisasi anda merupakan organisasi yang cerdas? Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi pula kemampuan organisasi anda dalam menavigasikan diri ke arah masa depan yang lebih baik. Seberapa sering anda memberikan pelatihan – pelatihan berkualitas bagi para karyawan untuk mempertajam kemampuan mereka dalam mengelola organisasi secara lebih profesional. Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi tingkat profibilitas perusahaan anda.
-          Kompensasi yang sesuai
Manusia ingin dihargai. Jika anda membayar lebih rendah dibandingkan kemampuan dan usaha yang sudah mereka berikan bagi organisasi anda, mereka akan merasa dirugikan. Jika mereka meras dirugikan, maka sebaiknya anda jangan berharap mereka akan memberikan yang terbaik bagi organisasi anda. Jika kita melihat negara – negara yang sistem ekonominya telah maju, kita melihat bahwa sistem kompensasi yang diterapkan merefleksikan kinerja.
c.       Penggunaan segmentasi dalam strategi pemasaran
   Agar segmentasi pasar dapat bermanfaat maka harus memnuhi beberapa karakteristik:
-          Measurable : ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
-          Accessible : segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
-          Subtantial : segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani.
-          Differentiable : segmen – segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan yang berbeda terhadap elemen – elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
-          Actionable : program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen – segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
-    Mensegmen pasar menggunakan variabel – variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
-    Mendeskripsikan segmen pasar yang didefinisikan dengan menggunakan variabel – variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen
2.      Rencana perubahan
A.    Analisis konsumen dan kebijakan sosial
·         Analisis konsumen
Analisis konsumen berguna untuk melaihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasarannya didalamnya.
-          Pengambilan keputusan konsumen
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
1.      Analisis kebutuhan
Kosumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produkatau jasa perusahaan lewat meida masa,brosur, dan lain – lain.
2.      Pencarian informasi
Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
3.      Evaluasi alternatif
Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
4.      Keputusan pembelian
Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
5.      Sikap paska pembelian
Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.

·         Kebijakan sosial
Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan denagn pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaah kebijakan yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.
Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi – konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru.
Maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi – konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterpkan. Penelaah terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh prinsip – prinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihan – pilihan tindakan sebagai berikut :
1.      Penelitian dan rasionaliasasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan.
2.      Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan niali benar dan salah.
3.      Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.

B.     Perubahan struktur pasar konsumen
Struktur Pasar Konsumen - Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli:
a. Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya
adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
- Jumlah penjual dan pembeli banyak
- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
- Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
- Posisi tawar konsumen kuat
- Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
- Sensitif terhadap perubahan harga
- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar

b. Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik :
- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
- Mirip dengan pasar persaingan sempurna
- Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
- Relatif mudah keluar masuk pasar

c. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain

d. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli :
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli
KESIMPULAN
Alasan mendasar segmentasi pasar adalah bahwa konsumen mempunyai perbedaan kebutuhan dalam setiap produk, dan oleh karenanya konsumen akan memberi reaksi yang berbeda untuk setiap produk yang ditawarkan kepadanya. Dalam banyak kasus, perusahaan dapat memperoleh manfaat maksimum dengan mengembangkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan segmen pasar tertentu dibanding dengan memperkenalkan satu jenis produk untuk konsumsi massal.
Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari produk tersebut. Perusahaan atau para penjual mengklasifikasikan beberapa kelompok sasaran segmen pemasaran, yakni segmentasi pasar konsumen, segmentasi pasar industri, dan segmentasi pasar internasional.
Dengan demikian perbedaan keinginan dan hasrat konsumen merupakan alasan yang utama untuk diadakannya segmentasi pasar. Sehingga segmentasi pasar tersebut berkembang menjadi beberapa karakteristik tertentu. Dan segmentasi pemasaran dapat dikelompokkan, yakni segmentasi pasar konsumen, segmentasi pasar industri, dan segmentasi pasar internasional.
Manfaat yang dilakukan segmentasi pasar antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.

DAFTAR PUSTAKA