Nama : Novi wulandari
Kelas : 3EA27
Npm : 1A213052
Tugas ke : 3
Dosen : Tomy Adi Sumarso,SE
A. PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Pemasaran
adalah bidang berbeda dengan produksi. Produksi mengoprimalisasi penggunaan
sumber daya yang dimiliki oleh produsen untuk menghasilkan barang dan jasa yang
paling efisien dan berkualitas, sehingga titik perhatian ada pada penjagaan dan
pemantauan maksimalisasi penggunaan sumber daya produsen. Pemasaran di sisi
lain, melihat dari sisi konsumen, mengenai sumber daya apa saja yang dimiliki
oleh konsumen, yang memungkinkan produk hasil produksi dapat diiterima, dibeli,
dan dikonsumsi secara berkelanjutan dan menguntungkan.
Jika dalam
usaha produksi, produsen memerlukan informasi dan pengetahuan yang akurat dan
memadai mengenai sumber daya produksi, maka dalam pemasaran, pemasar memerlukan
pengetahuan konsumen yang handal dalam melancarkan strategi pemasaran dan
pengiklanan yang efektif. Pengetahuan konsumen akan produk tertentu dapat jadi
tidak akurat, dan justru ketidakakuratan informasi ini (assymetric
information) dapat digunakan oleh pemasar untuk menjual produk mereka
dengan cara yang lebih hebat.
Jumlah dan
intensitas sumber daya dan pengetahuan konsumen mempengaruhi perilaku mereka
dalam menghadapi dan berinteraksi dengan berbagai macam varian produk yang
ditawarkan. Pemahaman atas dua hal tersebut akan membantu pemasar dalam menjual
produk sesuai dengan karakteristik dan kemampuan mengonsumsi konsumen.
II.
TUJUAN
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah:
a.
Mengetahui konsep dasar sumber
daya konsumen dalam kaitannya dalam memahami perilaku konsumen.
b.
Mengetahui konsep dasar
pengetahuan konsumen dalam kaitannya dalam memahami perilaku konsumen.
B.
PEMBAHASAN
I.
SUMBER DAYA KONSUMEN
i.
Definisi
Sumber Daya Konsumen adalah semua pendapatan
atau kekayaan yang dimiliki seorang konsumen yang bertujuan untuk menentukan
apa yang akan dibeli oleh konsumen (keputusan konsumen). Sumber daya konsumen terhadap pembelian
terkait dengan pendapatan yang didapat setiap konsumen. Tinggi atau rendahnya
pendapatan konsumen, mempengaruhi pengeluaran mereka terhadap suatu barang.
ii.
Kategori Sumber Daya
Konsumen
Sumber
Daya Konsumen dapat dikategorikan dalam tiga golongan, yaitu: sumber daya
ekonomi, temporal/waktu/sementara, dan kognitif.
a.
Sumber Daya Ekonomi (Uang)
Sumber Daya Ekonomi
adalah segala sumber daya yang dimiliki berupa barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan manusia, baik itu yang berasal dari sumber daya alam (SDA) maupun
dari sumber daya manusia (SDM) yang dapat memberikan manfaat atau keuntungan
(benefit), serta dapat diolah sebagai modal dasar dalam pembangunan ekonomi.
Sumber
daya ekonomi merupakan salah satu bentuk dari sumber daya konsumen. Sumber daya
Ekonomi terdiri dari:
-
Sumber Daya Alam, yakni semua
sumber/kekayaan yang berasal dari alam. Misalnya tanah, air, angin, cahaya matahari,
mineral, minyak, gas.
-
Sumber Daya Manusia, yakni semua
kegiatan manusia baik jasmani (fisik) maupun rohani yang bertujuan untuk
kegiatan produksi. Misalnya petani, nelayan, buruh, karyawan, dan pegawai.
-
Sumber Daya Kewirausahaan, yakni suatu sikap, perilaku, semangat seseorang dalam
menangani sebuah usaha atau kegiatan ekonomi, sehingga dapat menghasilkan
keuntungan. Misalnya pengusaha kain, pengusaha tempe, pengusaha, dan
peternakan.
-
Sumber Daya Modal, yakni sumber
daya yang dibuat oleh manusia baik berupa uang maupun barang yang dapat
digunakan dalam membantu proses kegiatan produksi. Misalnya uang, bahan baku,
bahan bakar, mesin, bangunan / gedung untuk tempat produksi, dll).
Sumber
daya Konsumen dipengaruhi oleh potensi sumber daya ekonomi, atau potensi
ekonomi. Keadaan ekonomi konsumen sangat mempengaruhi konsumen dalam mengambil
suatu keputusan. Keputusan konsumen sehubungan dengan produk sangat dipengaruhi
oleh jumlah sumber daya ekonomi yang dimiliki pada saat ini maupun pada masa
yang akan datang. Sumber daya ekonomi (pendapatan) konsumen, dapat berasal dari
sumber daya ekonomi individu, keluarga, maupun rumah tangga. Selain pendapatan,
sumber daya ekonomi lainnya dapat berupa kekayaan (aset/ nilai bersih) dan
kredit. Kekayaan seseorang berkorelasi dengan pendapatan orang tersebut.
b.
Sumber Daya Temporal (Waktu)
Waktu
menjadi salah satu variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku
konsumen. Banyak konsumen yang semakin mengalami kemiskinan akan waktu, karena
kesibukan dalam kegiatan sehari-hari. Di Amerika, jam yang dihabiskan di tempat
kerja setiap minggu (termasuk waktu pulang pergi, pekerjaan rumah tangga, dan
pekerjaan sekolah) meningkat dari 40,6 jam pada tahun 1973 menjadi 47,3 pada
tahun 1984. Pada waktu yang sama, rata-rata jumlah jam yang tersedia untuk
waktu senggang tuun dari 26,2 jam menjadi 18,1 jam perminggu. Salah satu
variabel yang paling individual dari perilaku manusia berhubungan dengan
bagaimana orang menggunakan anggaran waktu mereka. Kebanyakan dihabiskan untuk
bekerja, tidur, dan kegiatan wajib lain
Namun
demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat
pribadi, yakni waktu senggang. Secara historis, anggaran waktu konsumen
dianggap memiliki dua komponen, yaitu:
-
waktu kerja, dan
-
waktu senggang.
Menurut
Lane dan Lindquist, anggaran waktu konsumen terbagi atas:
-
waktu yang menghasilkan pendapatan,
-
waktu terikat (wajib dan
non-wajib), dan
-
waktu tidak terikat (terencana dan
tidak terencana).
Produk yang
diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu (time
goods). Terdapat dua jenis barang waktu, yaitu:
-
barang yang menggunakan waktu,
yakni produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya, misalnya menonton
TV, memancing, bermain golf, tenis (waktu senggang) tidur, perawatan pribadi,
pulang pergi (waktu wajib); dan
-
barang penghemat waktu, yakni produk
yang menghemat waktu dan memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa/senggang
mereka. Contoh: oven microwave, mesin cuci, pemotong rumput, fast
food.
c.
Sumber Daya Kognitif
Pengertian sumber
daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia
dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada
kenyataan. Sumber daya kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia
untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi. Kapasitas mental ini
sering disebut dengan perhatian (attention). Perhatian terdiri dari dua
dimensi:
-
arahan (direction)
menggambarkan fokus perhatian, dan
-
intensitas mengacu pada jumlah
kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu.
Karena
kapasitas tersebut terbatas, orang harus selektif dalam apa yang mereka
perhatikan dan berapa banyak perhatian dialokasikan selama pengolahan
informasi. Dalam psikologi kognitif dinyatakan bahwa perilaku manusia tidak
ditentukan oleh stimulus yang berada dari luar dirinya, melainkan oleh faktor
yang ada pada dirinya sendiri.
II.
PENGETAHUAN KONSUMEN
i.
Kandungan Pengetahuan
Terdapat dua jenis pengetahuan dasar dalam
psikologi kognitif, yaitu:
a.
Pengetahuan deklaratif
Pengatahuan
deklaratif (declarative knowledge) melibatkan fakta subjektif yang sudah
diketahui. Lebih jauh lagi, pengetahuan deklaratif terdiri dari dua kategori:
-
pengetahuan episodik, yakni yang
melibatkan pembatasan waktu, semisal jawaban pertanyaan, “Kapan pertama kali
mencoba kartu perdana XXX?”
-
pengetahuan semantik, yakni pengetahuan
yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia pemaknaan seseorang. Hal in
terkait dengan penggambaran sebuah produk oleh konsumen. Misalnya jawaban atas
pertanyaan “Bagaimana kesan saat memakai telepon seluler merek XXX?”
b.
Pengetahuan prosedural.
Pengetahuan
prosedural (procedural knowledge) mengacu pada pengertian bagaimana
fakta subjektif dapat digunakan. Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian
bahwa fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
Pengetahuan
konsumen dapat dibagi menjadi tiga bidang umum:
a.
Pengetahuan Produk
Pengetahuan
Produk (product knowledge) adalah kumpulan berbagai macam informasi
mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek terminologi
produk atribut atau fitur, harga produk dan kepercayaan mengenai produk. Jenis
Pengetahuan Produk:
-
pengetahuan tentang karakteristik
atau atribut produk,
-
pengetahuan tentang manfaat produk,
dan
-
pengetahuan tentang kepuasan yg
diberikan produk kepada konsumen.
b.
Pengetahuan Pembelian
Pengetahuan
Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko
dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Konsumen
cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja,
karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut. Hal ini
akan memudahkan konsumen untuk berbelanja atau melakukan pembelian karena dapat
menghemat waktu dan tenaga dalam mencari lokasi produk.
Perilaku
membeli dapat diurutkan dalam tiga tahapan yakni:
-
Store Contact (meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki
outlet, dst)
-
Product Contact (konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tersebut dan
membawanya ke kasir), dan
-
Transaction (Konsumen akan membayar produk tersebut dengan tunai, kartu kredit,
kartu debet atau alat pembayaran lainnya).
c.
Pengetahuan Pemakaian
Suatu
produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk
tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka
konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.
Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen
mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk
adalah penting bagi konsumen.
Studi
perilaku konsumen muncul seiring dengan berkembangnya konsep pemasaran, yang
merupakan cara pandang pemasar dalam menghadapi konsumen dan pesaingnya, di
mana pemasar berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih
efektif dari para pesaingnya. Tujuannya adalah memperoleh kepuasan pelanggan.
Sehingga ilmu perilaku konsumen dibutuhkan untuk mengidentifikasi apa kebutuhan
dan keinginan konsumen dan pelanggan tersebut sehingga pemasar mampu menyusun
dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang tepat untuk karakteristik
konsumen yang menjadi target pasar.
Pemahaman
tentang konsumen ini diperoleh pemasar melalui penelitian-penelitian perilaku
konsumen sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenaran informasi yang terima
dan digunakan dalam penyusunan strategi pemasaran.
Konsumen
dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang
berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator,
influencer, buyer, payer atau user.
Dalam
upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam
kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut
geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
ii.
Organisasi Pengetahuan
Organisasi
pengetahuan merupakan suatu pengaturan ke dalam struktur kategori tertentu untuk mengelompokan sesuatu. Organisasi ini dibuat
untuk memudahkan pencarian, penggunaan, dan penyimpanan dokumen atau
pengetahuan itu sendiri. Organisasi pengetahuan dapat membantu pendeskripsian dokumen,
isi, fitur dan tujuan, serta membuat pengamanan pencarian pesan tertentu yang
isinya meliputi pengetahuan khusus yang boleh diakses hanya oleh yang berkewenangan.
Organisasi
pengetahuan bisa di artikan juga sebagai kegiatan pendokumentasian,
pengindeksan dan klasifikasi yang dilakukan di perpustakaan, basis data (database),
arsip, dan lain-lain, yang dilakukan oleh pustakawan, arsiparis, spesialis
subyek dan sekaligus oleh algoritma komputer.
Pengetahuan
dalam suatu organisasi dapat menjadikan organisasi tersebut memahami tujuan
keberadaanya, diantara tujuan-tujuan tersebut yang terpenting adalah bagaimana
organisasi memahami cara mencapai tujuannya, Organisasi-organisasi yang sukses
adalah organisasi yang secara konsisten menciptakan pengetahuan baru dan
menyebarkanya secara menyeluruh didalam organisasinya dan secara cepat
mengadaptasinya kedalam teknologi dan produk serta layanan mereka. Melihat
perannya yang begitu penting bagi suatu organisasi, maka semua pengetahuan yang
dimiliki oleh suatu organisasi harus dikelola dengan baik, sehingga pengetahuan
tersebut dapat berperan optimal untuk organisasinya.
iii.
Mengukur pengetahuan
Pengukuran
pengatahuan objektif (objective knowledge) adalah pengukuran yang menyadap apa
yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan. Ukuran
pengetahuan objektif, yang berfokus pada potongan informasi khusus yang mungkin
diketahui konsumen. Dan pilihan akhir untuk menilai pengetahuan adalah dengan
menggunakan ukuran pengetahuan subjektif (subjective knowledge).
Pengetahuan ini sireflesikan oleh pengukuran yang menyadap persepsi konsumen
mengenai banyaknya pengetahuan mereka sendiri. Pada dasarnya, konsumen diminta
untuk menilai diri mereka sendiri berkenaan dengan pengetahuan produk atau
keakraban mereka. Ukuran pengetahuan subjektif berrpusat di sekitar kesan
konsumen mengenai pengetahuan total dan keakraban mereka.
Akhirnya,
pertimbangan diberikan pada metode alternatif untuk pengukuran pengetahuan.
Pengalaman pembelian atau pemakaian, walaupun tentu saja berhubungan dengan
pengetahuan, tidak harus memberikan indikasi yang akurat mengenai beberapa
persisnya informasi yang dimiliki konsumen.
Pengetahuan
konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pemasar
khususnya tertarik untuk mengerti pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang
oleh konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka.Di
dalam Psikologi kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar,
yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif
melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif sendiri
dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan pengetahuan
yang dibatasi dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik (mengandung
pengetahuan yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang).
Sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini
dapat digunakan. Fakta ini juga bersifat subjektif dalam pengertian fakta
tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
C.
PENUTUP
SIMPULAN
Sumber
daya konsumen terdiri dari sumber daya ekonomi, waktu, dan pengetahuan. Dalam
menentukan segmentasi pasar, pembagian konsumen berdasarkan sumber daya yang
mereka miliki terutama dalam hal sumber daya ekonomi dan waktu, akan memberikan
gambaran ceruk pasar yang lebih menguntungkan, karena faktor utama dalam
konsumsi produk ekonomi yang paling berpengaruh adalah uang, atau harga,
sementara faktor lain yang tak kalah berpengaruhnya adalah waktu, yang
berkenaan dengan gaya hidup sekelompok segmen konsumen tertentu. Memotret jenis
sumber daya yang dimiliki konsumen pada wilayah demografis tertentu pada
serangkaian waktu akan memberikan peta yang lebih akurat mengenai potensi pasar
yang siap diserbu dengan produk-produk yang tepat sasaran. Hal ini amat penting
dalam penelitian pendahuluan pra-pemasaran.
Pengetahuan
konsumen berguna dalam evaluasi kegiatan pengiklanan. Dengan metode pengiklanan
yang masif, persepsi dan asosiasi akan suatu produk dapat dideteksi dengan
menggunakan survai dan metode pengukuran lainnya, untuk mengetahui pengetahuan
konsumen pada suatu periode tertentu akan suatu produk dalam rangka mengevaluasi
strategi pemasaran yang telah dijalankan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://dwichuswanda13.wordpress.com/2013/10/27/sumberdaya-konsumen-dan-pengetahuan/
http://ratihpurnamaa.wordpress.com/2013/12/14/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan-konsumen/
http://syairoh.blogspot.com/2013/12/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan.html